Tuesday, May 21, 2013

Mulutmu Harimaumu

Suatu siang di sebuah perempatan jalan raya yg tdk tidak terlalu besar : Saya sempat berpikir bahwa saya sedang menyaksikan adegan dalam sebuah sinetron, ternyata memang sebuah peristiwa memilukan tanpa direkayasa. Menyesal tidak menolongnya!

Toyota Harrier hitam melaju kencang dari arah barat belok ke arah utara, tiba2 dikejutkan oleh seorang pria berusia 25-an yang sedang mendorong gerobak pasir memotong jalan hendak menyeberang. Lalu pengemudi Harrier pun menggebrak pintu mobilnya dan berteriak seraya menepikan mobil. "Heh, sini kamu! Sini!" ia lalu keluar dari mobil dengan mata melotot. Lalu pria bertubuh tegap itu pun menarik krah baju si pendorong gerobak dan menyeretnya ke mobil. "Dasar goblok! Apa kamu buta! Mau saya tabrak?" ia mendorong kepala pria muda tsb.

Keluarlah seorang pria bertubuh tegap lainnya dari mobil dan seorang wanita paruh baya. "Seharusnya saya bunuh saja kamu ya! Orang goblok memang pantas mati di jalan!" imbuh wanita itu sambil membenahi syalnya. Sepertinya, sepasang ibu dan anak dari keluarga polisi (di bagian blkg mobilnya terpampang stiker Keluarga Besar Polri). Si anak pun sigap memukul tubuh dan menendang kaki si pendorong gerobak pasir berkali-kali layaknya sdg menggebuki maling. Si pendodorng gerobak hanya tertunduk dg kata "Maaf pak, saya tdk tahu. Pasir saya juga tumpah," kata dia. "Itu karena kamu goblok! Mana gerobakmu? Mana?" pria tegap itu menendang jauh gerobak pasir yg sudah terjungkal. Pasir pun semakin tercecer di jalan.

Warga yg mengerumuni hanya bisa melongo. Saya pun ketika melintas justru langsung terbersit, syuting apa ini, mana kamera videonya? Sebab cara meluapkan amaraha kedua pria berbadan tegap dan wanita paruh baya itu luar biasa, menampilkan ironi terhadap mereka yg lemah layaknya adegan dalam sinetron Indo. Baru saya sadar setelah bertanya kiri-kanan saat jalanan macet dan Harrier itu telah melaju ke arah utara. Tinggallah pria pendorong gerobak pasir yg mengumpulkan pasir berceceran, dibantu warga yg bersimpati terhadapnya.

Arogansi menduduki level kebencian saya yg tertinggi. Apalagi jika muncul makian "goblok" "dungu" "bodoh" dll yg terkait dg penghakiman terhadap a lack of intelligence seseorang. Saya paling alergi mendengar org mengucapkan itu, karena saya selalu yakin bahwa tidak ada orang yang benar2 bodoh atau benar2 pintar di dunia ini. Apa karena mereka (mungkin) berpistol lalu bisa menekan dan mengata-ngatai warga sipil seenaknya? Atau jangan2 itu bentuk pelampiasan emosi di saat mereka selama ini tak memiliki kesempatan melampiaskannya pd yg berhak? Akibatnya orang-orang lemah menjadi sasaran. Poor they are!!!

Berbicara ttg arogansi, saya jadi ingat Luna Maya. Artis cantik yg super jutek itu saking sebelnya sama pekerja infotainment (*maaf saya tdk setuju jika istilah wartawan juga diartikan utk pekerja infotainment) maka ia seenaknya nyemprot "Minggir kalian semua! Kalian tau ya, wartawan itu sama saja dengan pelacur! Minggir sana!" ujarnya bersungut-sungut memasuki mobil dan menggendong anak kekasihnya saat itu (Ariel) yg menangis krn kepalanya terhantam kamera.

Saya masih merekam kata2 pedas itu. Mgkn, yg dia maksud adalah pekerja infotainment (bukan wrtwn). Namun, jujur hati saya ikut terkoyak. Saya jd bertanya pada diri sendiri, apakah benar profesi wartawan itu layaknya pelacur? Dalam konteks apa? Menjual berita apa saja demi mendapat uang? Klo itu yg dia maksud, maka kecantikan Luna jelas tidak berbanding lurus dg kecerdasannya. Apakah Luna juga sdg berpikir bahwa ia lebih baik dari seorang wartawan? bahkan seorang pelacur? Selang dua minggu dari umpatan tsb, video ML Luna dan Ariel beredar. Suasana di kantor siang itu mendadak heboh. Ternyata teman2 di ruang redaksi ramai2 menyaksikan video ML Luna-Ariel. Berita itu langsung diplot HL1. Lekuk tubuh dan payudara hingga kemaluan Luna terlihat sangat jelas, disaksikan seantero jagad raya. Gratis, tinggal download. Lalu, siapa yg sejatinya bisa disebut pelacur? Whenever you're to say something, think twice. Because everything that has been spoken can only be forgiven, not forgotten. Your mouth is your tiger.

No comments: