Saturday, May 4, 2013

GWS

Friday noon at the veterinary hospital. "Pasien nomor 11 silahkan masuk." I entered the room with my lovely cat in a blue basket. He has been sick since a view days ago. "Keluhannya apa?" tanya dokter. "Bersin2, hidung berair, suhu badan tinggi, nafsu makan dan minum turun. Kaki kanannya juga keseleo, mungkin bisa di-rontgen sekalian dok."

"Dulu pernah kesini sebelumnya?"  "Kalo yg ini belum, induknya pernah. Ini namanya titux, usianya satu tahun." Cek fisik dulu,  timbang badan, cek denyut nadi, dan cek suhu badan melalui dubur. Berat 4,1 kg, rerata denyut nadi 108, suhu 43 derajat Celcius. Ada sekitar 5 dokter muda (DM) dan satu dokter senior dlm ruangan ber-AC tsb. DM - istilah mereka untuk menyebut dokter yg telah lulus sarjana namun belum mengambil pendidikan spesialis.

Dokter senior pun mencubit bulu titux dan mengatakan bhw ia dehidrasi akut. "Klo kulit yg setelah dicubit kembalinya lebih dari dua detik berarti dia dehidrasi," ujarnya. Ia pun memerintahkan para DM untuk mengambil sampel darah dan memberikan infus. Salah satu dokter muda berjilbab langsung mengambil silet dan alkohol. "Pinter ya, Sini pinjem tangannya mau dicukur dulu bulunya buat ambil sampel darah dan infus. Klo ngga dicukur ngga bisa kelihatan pembuluh darahnya. Maaf ya," ujarnya sambil mengelus-elus kepala titux.

"Sudah pernah diberi obat apa aja di rumah?"  "Belum pernah dok, cuma susu dan air gula biar ngga lemas."

"Jangan sekali-kali diberi obat flu manusia ya. Sebab semua obat flu mengandung parasetamol yg nantinya akan diserap menjadi toxic (racun) bagi kucing maupun anjing, dia bisa mati. Kalo diberi susu juga jangan susu manusia karena kadar laktosa yang terlalu tinggi bisa menyebabkan diare. Belikan aja susu khusus kucing di pet shop, atau susu bayi tapi yg SGM LLM (low lactose milk)," kata dia.

Semua dokter di rumah sakit itu tampak sayang thdp pasien hewan. No animal haters. No face of evil. Tidak ada perasaan jijik dan takut meski hewan tsb agresif atau tiba2 buang air besar/kecil. "Ini sengaja tetes infusnya kami perkecil, hanya satu drop setiap 10-15 detik. Klo diperbesar takut jantungnya akan syok. Sebab jarum infusnya tadi kami masukkan langsung ke pembuluh darah vena agar cepat direspons tubuh," lanjutnya. 

Rumah sakit hewan ini kali ke-3 aq kunjungi. Doktermya ramah, tarifnya lumayan murah dibandingkan tempat praktik dokter lainnya. Setelah hampir 4 jam di rumah sakit (sambil menunggu hasil tes darah dll, kami boleh pulang). "Dehidrasinya mulai berkurang, kondisinya membaik. Tapi hasil tes darah trombositya terlalu rendah hanya 105 sel/mm3 padahal normalnya 170-600 dan kadar SGOT juga rendah."

Silahkan, untuk bius, cek darah, tarif tenaga medis totalnya Rp 250.000. Obatnya kita beri sirup antibiotik utk memulihkan kekebalan tubuh dan obat penambah darah, bisa dibeli di apotik manapun (Rp 35.000). "Nanti setelah sakitnya yg ini sembuh, baru boleh foto rontgen kakinya yg bengkak," kata dokter. Get well soon dear...

No comments: