Thursday, October 30, 2014

Saldo Tabungan

Bahagia itu ketika melihat saldo tabungan yang tergerus, tiba2 buka SMS yang belum sempat kebaca berjam-jam isinya :

"Dek, aku lupa bilang klo habis transfer ke rekeningmu. Ada sedikit rejeki dari hasil jualan aspal buat beli kertas untuk ngeprin penelitianmu. Mungkin kamu pembuka pintu rizkiku. Kemarin pas habis ngasi kamu, aku langsung dapat order berlipat2. Pengen ngasi lagi. Bantu doa ya, semoga kita sama2 dilancarkan Allah."

Yaa Allah.. Subhanallah. Kakak bukanlah siapa2ku. Saudara bukan, teman bukan, tetangga bukan. Dia hanyalah wanita yg kukenal ketika kami sama2 umroh. Dia yang tiba2 terketuk hatinya. Dia yg memiliki kedekatan biasa saja denganku selama ini. Mungkinkah ini sama seperti beberapa tahun lalu (maaf tak bermaksud riya') ketika saya masih bekerja, saya pernah terketuk hati menjadi orangtua asuh anak SD yang tak kukenal. Niat waktu itu hanya menyisihkan rizki yg kemudian saya salurkan melalui BMH.

Ketika saya tak lagi bekerja, seakan2 Allah mengembalikannya. Jujur saya tidak pernah meminta kpd Allah bahwa apa yg telah saya berikan harus kembali. Tapi mengapa tujuannya sama? Untuk pendidikan. Semoga ini bisa menjadi pelajaran kita bersama, bahwa apapun yang kita lakukan akan dihitung oleh-Nya dan setiap jengkal kebaikan maupun kejahatan akan kembali dalam bentuk yg kurang lebih sama.


Wallahualambishshawab

Saturday, October 18, 2014

Celeb on TV


Seleb nikah disiarkan secara live on tv apa begitu berlebihan? Di Indonesia mungkin iya, tapi di beberapa negara lain sudah jamak. Saya bukan pendukung ide celeb wedding on tv, tapi saya juga tidak keberatan jika ada stasiun tv yang menyiarkan pernikahan seleb secara langsung (live). Termasuk ketika Raffi Ahmad-Nagita Slavina nikahan, saya cuma memantau pemberitaannya secara online tanpa melihat siaran tv. Berhubung acara2 di tv sejak lama mulai kehilangan daya tariknya maka saya lebih tertarik memanfaatkan kuota internet untuk mengakses segala informasi.

Raffi Ahmad-Nagita memang pasangan fenomenal, atau setidaknya mereka ingin menjadi pasangan fenomenal melalui upaya tersebut. Setelah Anang-Asyanti, Dude Herlino-Allysa, pasangan Raffi-Nagita tak mau kalah pernikahannya "harus" live on tv. Itu sah-sah saja. Dia seleb yg memiliki link demikian luas dan magnet yg luar biasa. Sehingga ada banyak pihak berkepentingan di dalamnya. Mulai dari perlengkapan gaun pengantin, wedding EO, honey moon, hotel utk resepsi, suvenir nikahan hingga pernak-pernik lainnya spt helikopter gratisan dll, ada berapa ratus "merek" berjalan dan ada berapa kepentingan yg merasa diuntungkan pada acara tersebut? Banyak pihak yg ingin unjuk gigi. Itulah seninya jadi orang beken. Jadi mengapa harus berpikir negatif?

Contoh sederhana, dulu ketika ada seorg teman wartawan menikah, ada banyak narasumber yang merasa berkepentingan sehingga berlomba-lomba utk "menyumbang." Meski tak seheboh Raffi-Nagita, tp teman saya itu cukup membuat saya berdecak kagum karena kepiawaiannya membuat link dg org2 berpengaruh. Ia pun dihujani sejumlah hadiah. Voucher gratis menginap utk honeymoon di hotel bintang 5 di Bali plus tiket pesawat PP, diskon tempat resepsi, diskon suvenir, gratis mobil sewa utk pengantin, pejabat2 penting yg memasukkan buwuhan dalam jumlah fantastis hingga sederet karangan bunga ucapan di depen gedung tempat resepsi pernikahan dari para pejabat penting.

Jujur bagi saya itu prestis. Disadari maupun tidak, kita tidak bisa iri atau memandang sebelah mata dengan "capaian" seseorang. Demikian halnya terhadap para seleb tsb. Itu duit kan duit mereka, rejeki juga rejeki mereka, klo tak suka melihat tayangan itu tinggal alihkan channel tv. Kecuali jika, pada saat yg bersamaan terjadi tragedi kemanusiaan yg luar biasa namun stasiun tv tsb lebih memilih menayangkan acara wedding itu secara live dg porsi yang tak berimbang. Kita boleh saja menghujat rame2 mempertanyakan fungsi media tsb sbg lembaga penyiar informasi.

Dari pemberitaan yg saya amati, ide live on tv sejujurnya bukan murni dari Raffi-Nagita. TransTV mengusulkan utk membeli tayangan tsb, di sisi lain TransTV ingin memberikan kado khusus pada Raffi sbg artis langganannya sehingga diberikan extend pada jam siarnya. Deal pastinya dalam rupiah saya kurang paham, namun acara itu jelas beda spt halnya acara Ahmad Dhani yg "menjual" anaknya di ANTV lewat Al El Dul dan Shafiya Putri Jamilah. Ada banyak nilai yang bisa kita petik dalam tayangan Raffi-Nagita tsb.

Bagi org awam, mgkn hal itu terasa berlebihan, sama berlebihannya ketika mengetahui SBY mantu Agus-Annisa memberikan suvenir uang Rp 200.000 (dikreasikan dg cantik) pada seluruh undangan, atau ketika sekretaris MA mantu dg memberikan suvenir berupa iPod (ditaksir seharga Rp 750.000) pada 2.5000 undangan, atau ketika Pak Ci (Ciputra) ulangtahun di Singapura dg mengundang ribuan tamu dg akomodasi ditanggung 100 persen dan tidurnya di Shangri-La Hotel, pulangnya semua dikasi suvenir emas lantakan (25 gram). Itulah potret sosialita negeri ini. Rupiah yg dibelanjakan berbanding lurus dg penghargaan mereka terhadap momen tersebut.

Wednesday, October 8, 2014

Desember, can you wait any longer?

Sepertinya jalan di depan sana terjal, Tuhan
Bekalku mungkin saja tak cukup
Ketika aku ingin tetap memberi dg segala keterbatasan ini
Namun, bolehkah saya tetap berharap
pada keajaiban-Mu yang menjadi satu2nya pengubah segalanya
Pun ketika digit di dalam buku semakin menyusut
Ingin kulari dari mimpi menyeramkan ini
Aku enggan tersadar, jika yang kutau
bahwa aku hanya bisa hidup sampai akhir tahun ini

Sunday, October 5, 2014

Surat Yusuf

111 Ayat-Mu terlantun ringan
Melintas di dua fajar-Mu
Di tiap lima waktuku
Lirih Kau berbisik
Pencarian harus kuakhiri
Yusufku telah kutemukan
Tepat di ayat 111
Aku berhenti
Sungguhpun lafadz-Mu Maha Dahsyat
Tak seharusnya kuragukan
Tapi, siapa Yusuf
Aku berpikir itu kamu
Jangan Tuhan
Aku tak ingin mengamini