Wednesday, October 30, 2013

Madinah

Agak ωoω juga baca berita ini. Bukan apa2 sih, bacanya aja langsung kebayang gimana pas saya di Madinah kemarin. Siapa coba yang ngga pengen ngliat percetakan Al Quran terbesar di dunia. Tapi berhubung pemerintah Saudi diskriminatif ama pere (cew ato wanita) jadi ya saya n pere2 lain dalam rombongan ngga bisa masuk. Ngga dikasi Al Qurannya pula. Beda ama yang cowo2. Sejam qt nunggu d dalam bis, eh mereka keluar dg sumringan sambil menenteng Al Quran gratisan gitu. Duh ngiri. Lebih ngiri lagi, baca berita itu, si wartawan LKBN Antara yg bisa masuk dan wawancara, boleh foto2 prosesnya pula. Gratis itu. Pasti boleh.

Soal diskriminatif emang ngga bisa diganggugugat. Negara Islam. Maklum. Ajaran ini menjadikan wanita di posisi subordinat. Ngga heran, nyetir mobil aja dilarang klo di Saudi. Wanita jg ngga bole belanja sendirian ke supermarket ato pasar. Yang belanja suaminya ato anak lakinya ato siapa aja yg laki. Alhasil, pas saya puter2 jalanan pake "angkot" sewaan ngga ada tuh wanita berkeliaran kek di Indo. Pedagang di pasar juga lekong semua. Ckckckck.. 

Kubilang "angkot" krn emang mobil butut itu sengaja di-ojek-kan one-on-one, bkn rame2 kek bemo ato mikrolet. Super butut mobilnya, dan rata2 yang disewain emang butu smua. Nyari mobil ginian ni byk di Saudi. Di pinggir2 jalan tau2 uda berjajar rental mobil butut. Gambarannya kek mobil2 di film koboy tahun 50-an gitu lah. Muat 5-6 orang (depan 2-3 orang, belakang 3 orang). Knalpotnya nyaring, tapi merek mobilnya apa ya.. nggatau lupa. Ngga terkenal pokoknya.

Ngiri bisa masuk ke percetakan Al Quran, emang sih percetakan itu dibikin sbg wisata (siapapun turis muslim bisa masuk) tapi †ë†ëρ aja pere ngga pernah bisa masuk. Klo mereka khawatir si pere najis lantaran lagi mens tapi ngga jujur, kan ya bisa ditanya ato dg menerapkan mekanisme lain. Jamaah Indo kemungkinan besar jujurlah (menurutku sih), Al Quran kan suci. Berangkat ke tanah suci aja dibela-belain minum pil penunda menstruasi saking pengennya ibadah, apa ya iya masih mo nekad masuk ke percetakan Al Quran dalam kondisi menstruasi?

Saturday, October 26, 2013

Selamat Ulang Tahun Matahariku

Lipatan kertas itu membentuk angka yg cantik
Warna-warni. Tertulis 24 (1989-2013)
Tepat di 10 November nanti 
Lamat-lamat ingatan tertuju 
di 10 November tahun lalu
dan tahun-tahun sebelumnya 
di 10 kali perayaan yang sama

Kemeriahan. Keceriaan. Nyanyian
Suasana heboh saling berebut makanan 
Saling dorong dan tertawa bersama
Belepotan bersama usai doa
Memotong kue dan tumpeng bersama
Ah, saya rindu suasana itu

Benar-benar rindu...
tempat di mana saya pernah "dibesarkan"
Tempat di mana saya pernah menimba ilmu
tentang hidup dan berlembar2 rupiah
Tempat di mana saya 
menemukan kepercayaan diri 
Tempat di mana saya 
menjadi dikenal dan mengenal banyak orang 
Membawa namamu turun ke jalanDiantara pergantian yang silih berganti

Terima Kasih Matahariku
Telah menjadi bagian hidupku
Menyatukan jiwa2 yang berserakan
Satu diantara seribu kesempurnaan
Merentang bersama jutaan alpa
Aku mengertimu
dalam kerinduan dan haru ini
Ketika tak lagi bersamamu

Wednesday, October 23, 2013

Vicky Tukul Cesar

Bahasa yg salah kaprah emang selalu gampang diinget. Siapapun pencetusnya. Vicky, Tukul, bahkan Cesar si Goyang Cesar. 

Pengen jadi tren emang hrs beda. Unik. Punya kekhasan. Ntah khasnya itu sesuai kaidah ato khas yg ekstrim yakni khas(po). Kaspo (baca: mbujuk ato bo'ong dlm bhs Jawa). Lha yang es-te-de dimana2 sulit diinget sih.

Klo Vicky beken dg kamus "intelektualnya" (statusisasi, labil ekonomi, kemakmuran hati, dll) lalu Tukul beken dg bhs prokem Inggris-Jowo (underestimate jadi anderstimit) maka Cesar beken dg Keep Smile-nya (yg seharusnya Keep Smiling - keep adalah sesuatu yg continue doing something, maka keep+verb+ing).

Awalnya gatel juga denger bahasa pengawuran. Mikirnya msti dua kali. Mengernyitkan dahi. Tapi ktika hal itu mjd lelucon massal, konteksnya jd beda. Eniwe, apapun celah dlm "kosakata gaul" tsb patut diapresiasi tokoh yg ada di baliknya. Memberi warna di ranah hiburan. Sebab, pengawuran kadang bisa bikin ketawa kita konsisten.

Ya kan ngga pernah ada kata "dosa" atas sebuah ketidaktahuan. Everything in between lah brow! 

Tuesday, October 15, 2013

Eid al-Adha

Selamat Idul Adha. Selamat Berlebaran Haji, bagi yang merayakan. Seperti biasa, saya memilih tidak memakan daging qurban kali ini. Vegan seharian (vegan : sebutan bagi kaum vegetarian). Ingatan saya masih trauma dg kejadian seekor kambing yg disembelih dengan dikalungi nama saya pake tali rafia dan kertas karton. Ya Allah teriakan suaranya ngeriiiiiii. Saya benar2 merasa bersalah membuat sakaratul mautnya dipercepat. Meski matanya menutup diantar doa, saya langsung pulang nangis dan ngga tega lagi makan daging qurban.

Jadi inget kicauan @sudjiwotedjo: Apa betul tafsir menyembelih hewan itu menyembelih sifat hewani dlm diri kita? Bukankah hewan lebih mulia, makan kalau laper aja dll #bingung. Penafsirannya memang tidak sesederhana itu. Ada banyak sekali filosofinya. Tapi maaf saya ngga akan membahas agama secara detil, mengingat saya memeluk agama ini juga belum lama. Filosofi berqurban yg lebih mudah saya pahami adalah konteks berbagi dengan sesama. Berbagi apa yg kita cintai yakni harta. Jadi, manusia emang cinta banget ma harta ya? Iya. Sebab, berbagi pacar apa mungkin? Hehehehe.. piss ah! Serius amat.

Monday, October 14, 2013

Hajj

Indahnya yang bisa ke tanah suci di bulan Dzulhijjah
Berlebaran haji
Jika saja Kau panjangkan umurku Ya Rabb
dan Kau lapangkan rizki ini
Aku ingin berlari ke tanahMu

Merasakan kembali
Tenggelam dalam airmata kerinduanMu
Menjejal hati dengan lafadzMu
Di rentang dzikir yang tak terputus

Di kepasrahan padaMu
Aku bersimpuh
Rindu

Arafah by @gusmusgusmu

Puisi @gusmusgusmu - A Mustofa Bisri ini saya temukan di twitternya (chirpstory) 20 menit yang lalu. Mberebes mili bacanya. Subhanallah... Kapan bisa kembali ke sana Ya Rabb...

DI ARAFAH
Terlentang aku
Seenaknya
Dalam pelukan bukit-bukit batu
Bertenda langit biru

Seorang anak, entah berkebangsaan apa
Mengikuti arah mataku
dan dalam isyarat bertanya-tanya
Kapan Tuhan turun?

Aku tersenyum
Setan mengira dapat mengendarai matahari
Mengusik khusyukku

Apa tak melihat
Ratusan ribu hati yang putih
Menggetarkan bibir melepas dzikir
Menjagaku

Jutaan milyar malaikat
Menyiramkan berkat
Kulihat diriku terapung-apung dalam nikmat
Dan si anak, entah berkebangsaan apa
Seperti melihat arak-arakan karnaval
Menari-nari dengan riangnya

Terlentang aku
Satu di antara jutaan tumpukan dosa
yang coba menindih
Akankah kiranya bertahan
dari banjir airmata penyesalan massal ini

Gunung-gunung batu menirukan tasbih kami
Pasir-pasir menghitung wirid kami
Dan si anak, entah berkebangsaan apa
Tertidur di pangkuanku. Puas sekali

1415

Laugh and Culture

Tertawa emang soal budaya. Ini disebabkan konten lelucon itu sendiri berakar dari budaya sebuah masyarakat. Budaya tentang apa yang mereka anggap lucu dan tidak lucu. Balik lagi intinya ke soal pemilihan bahasa atau istilah yg disepakati bersama sebagai sesuatu yang menghibur atau tidak menghibur. Kok jadi mbulet ya? Heheh...

Ketika saya membaca status LOLitics-nya @umairh (economist berdarah Pakistan yg hidup di London dan jebolan Oxford) followersnya banyak yang berkelakar. Tapi saya masih ngga nyambung. Baru setelah baca beberapa mention ke dia, saya ngeh. Oalah parodi humor politik maksudnya. Laughing Out Loud Politics jadinya LOLitics.

Contoh lain, seorang teman asal Madagaskar yg akhirnya "memaksa" menggunakan bahasa Inggris dlm presentasinya, padahal berbulan2 ia bersusah payah telah mempelajari bahasa Indo. Teman2 dan dosen penasaran dg his speaking ability in bahasa. "No. Saya akan present in English. Boleh ya bu?" Seisi kelas langsung ngakak melihat dan mendengar ia mengucapkan kalimat "Boleh ya bu?" dengan intonasi berat terbata-bata spt saat kita mendengar SinChan lagi belajar ngomong. Coba saja ia tdk menambahkan kalimat "Boleh ya bu" atau kalimat ini diganti dg "Is it ok mam?" saya jamin tidak ada yg tertawa. Eniwe, dia tetep ngga ngerti kenapa seisi kelas menertawakannya. We laugh just because you speak in an unusual way.

Parker - Mont Blanc

Baru ngeh jika ballpoint merk Parker dan Mont Blanc itu mahal. Segitu prestisnya emang? Ngerti sih klo bolpen ini segmentasinya high-end tp masalahnya ngga tau seberapa mahal harganya di toko. Brp puluh ribu? ratus ribu? ato juta rupiah? Tiba2 saya punya banyak di rumah (klo dikumpulin ada 8). "Oh, jadi ini mahal to," gumam saya lamat-lamat mengamati bolpen-bolpen tsb setelah bongkar-bongkar goody bags. Apa sih yg bikin mahal? Paling juga dibikinnya di Pasuruan hahaha. Iya iya tau, mereka beli mereknya impor dan ngga murah, lalu tintanya ada standar khusus. Kek sepatu Rodhe sama Hush Puppies itu, harga Rp 750.000 pabriknya di Pasuruan. Emang bahannya kulit dan alasnya karet elastis yang super, tapi ya usia pemakaiannya sama aja kek sepatu yg harganya cepek Nevada punya Matahari Dept Store itu. Setahun harus ganti karena pasti dah ngga layak pake. 

Crita soal Parker ama Mont Blanc, saya kaga pernah beli. Dikasi cuma-cuma sebagai suvenir pas magang liputan (jangan ngiri ya :p ) Parahnya lagi, tuh bolpen nganggur buat pajangan. Untung ada beberapa yg sudah berpindah tangan, jadi lebih bermanfaat. Nah, ada seorang teman di kelas pas kuliah Advertising and Consumer Culture yg tiba2 ngomongin soal gimana prestisnya dia pake Parker ketika tanda tangan MoU di hadapan klien. Sesuatu lah, kata dia. Kan jadi inget "koleksi" Parker n Mont Blanc di rumah yang 4 diantaranya tintanya uda macet karena jarang kepake. "Oalah, ya maklum wong ndeso ngga nyadar klo yang dikasi itu barang prestis," Bahkan ada juga Parker yg digrafir namaku, *cihuy* masih inget itu kenang2an dari IIDI (Ikatan Istri Dokter Indonesia). Ya klo sosialita macam mereka ngasi satu bolpen Parker ke saya mah keciiilll. Orang duitnya turah-turah. Tp klo saya harus beli sendiri ya ogah. 

Ketika budaya tulis menulis di blocknote saat wawancara lalu berpindah ke gadget, bolpen menjadi kurang perhatian, demikian halnya blocknote yg juga mulai jadi pajangan. Kompetisi media yg begitu ketat, membuat wrtwn cetak mau tidak mau harus beralih menjadi wrtwn online. Artinya, bagi wrtwn cetak yang dulu nyatet wawancaranya di buku lalu ngetik beritanya di PC kantor pas di atas jam 5 sore, sekarang polanya berubah mirip wrtwn online atau portal. Ngetik beritanya di tempat wawancara ato on the spot (bahkan sambil berdiri) dan beritanya langsung ditayangkan di portal berita masing2 secara realtime. Ngetiknya pake BlackBerry atau gadget apa aja yg bisa langsung ngirim berita via email ke redaktur masing2. Ini uda jadi tren 3-4 tahun belakangan. Efeknya, jempol tangan dibuat kemeng gara2 keseringan nekan tombol qwerty.

Pernah suatu ketika seorang narsum (staf kementerian) yg kolot ngga ngerti perubahan budaya ini, lalu menuding si wrtwn mengabaikan dia saat berbicara karena dikira asik BBM-an. "Makanya perhatiin kalau saya lagi statement!" Loh, daritadi emang saya ngapain pak? Lha ini kan ngetik naskah di BB? *sambil memperlihatkan layar MemoPad BB* Eh diapun tengsin sambil membenahi kacamatanya.

Goyang Cesar

Apa hebatnya Goyang Cesar? Perpaduannya yang keren. Musiknya yang easy listening dan gerakkannya yang easy moving. Satu lagi, tokohnya yang emang comedian face. Klop. Single miliki Juwita Bahar "Buka Sitik Joss" itu sebetulnya ngga bagus2 amat klo ngga dipoles ama Goyang Cesar. Buktinya ngga sukses sebelum ada "tim" Cesarnya TransTV?

Dibandingkan Gangnam Style punya Psy atau Harlem Shake, Goyang Cesar kelasnya emang jauh. Tapi citarasa lokal dangduters ini cukup menghibur. Bahkan kelompok2 senam pagi pun mengadopsi paket Cesar ini : musik dan goyangannya. Saya sempat mengikuti awal ketenaran goyangan ini di tv. Ketika Cesar pertama kali tampil di Show Imah dg gerakan tubuh yg khas dan musik yg saat itu masih random, saya cuma mikir ni org cocok banget jadi entertainer karena unik. Sebab saya selalu ngakak klo ngliat dia goyang. Gayanya bebas. Tanpa beban. Ekspresinya polos. Tampang koplaknya ngga disangka-sangka punya nilai ekonomi tinggi.

Lama ngga nonton tv, eh tiba2 dia nongol dg judul goyangannya sendiri "Goyang Cesar" di acara Best Yuk Kita Sahur (karena saya ngga sempet ngikutin acara sahur YKS, jd tau2 ada Best YKS). Tiba2 juga sdh ganti format mjd Yuk Keep Smile (singkatannya tetep YKS). Eh, ni orang bener2 mendadak beken. From zero to hero. Belum lagi banyak iklan di tv yang dia bintangin, lalu muncullah sesosok wanita yg mengklaim sbg kekasih barunya yg ujug-ujug bilang ngga tau siapa Cesar. "Oh, artis to" Halah dagelan! Apa iya? Bukannya sdh rahasia umum klo orang mendadak beken pasti byk yang pengen nempel? Kecipratan anunya, eh itunya, eh apanya, ya yang pasti duitnya dan bekennya. Bravo Cesar dah!!

Sunday, October 13, 2013

Cigarette

Meski saya bukan perokok, tapi seneng klo merhatiin iklan rokok. Apalagi yg slogannya kemudian menjadi tren. Emang ada slogan iklan rokok yg ngga ngetren? Tim kreatif iklan rokok kini rata2 luar biasa. Ngga heran klo slogannya lalu menjadi bagian dari kosakata gaul. Sejak iklan produk rokok dilarang menampilkan produknya, tim kreatif perusahaan rokok berjuang mati2an bersaing kreativitas menghadirkan spirit merokok secara elegan dlm tayangan iklan mereka.

Slogan dibikin sekreatif mungkin sesuai dengan segmentasi pasar yang dibidik. U Mild, misalnya, sebagai salah satu leader di kelas SKM (sigaret kretek mesin) besutan PT HM Sampoerna Tbk dijaga betul pencitraannya dalam tayangan iklan. Ini mengingat, U Mild menyumbang penjualan terbesar dari total penjualan perseroan, disusul kemudian Sampoerna A lalu beberapa merk di kelas sigaret kretek tangan (SKT). Segmentasi U Mild adalah pria berusia 20-30an, eksekutif muda, aktif tapi woles, kreatif, hidupnya ngga monoton lantaran suka ngumpul dan bersosialisasi dg kawan. Tapi, sosialisasinya menghasilkan duit (unsur kreatif itu tadi). Spirit ini juga yang saya lihat tersirat dalam tayangan iklan U Mild versi Ngantor :

Senang itu pas lagi ngantor
Karena ngantor ngga harus di depan monitor
Ngantor asikan cuma berkolor
Lebih spesial lagi kalau pake telor
Ngantor ngga harus indoor
Ini baru ngantor
Ini baru cowok U Mild

Terlepas dari bener nggaknya penikmat U Mild adalah seperti yang dicitrakan dalam iklan, namun tayangan itu bisa juga diartikan sebagai upaya perseroan meng-create market seperti yang diharapkan. Perseroan berupaya menciptakan sense of belonging bahwa jika pria mengonsumsi U Mild maka Anda memang kategori pria dg nilai-nilai seperti yang U Mild citrakan dalam iklan.

Waktu Luang

"Gimana menghabiskan waktu luang klo pas ngga ada kuliah"
"Dapat jatah libur tiga hari tapi ngga tau mesti dipake apa"
"Weekend yang panjang ngga tau harus ngapain"

Saya selalu haus waktu luang alias "me time" sementara org lain bingung gimana menghabiskan waktu luangnya? Mungkin saya termasuk orang yang paling girang ketika bisa meloncat sejenak dari rutinitas. Itu sebabnya setelah resign dari pekerjaan dan menanti masa masuk kuliah dg jeda 5 bulan jadi "pengangguran" saya ngga ngerasa mati gaya. Selalu ada kesibukkan, selalu ada hobi-hobi baru yg bisa diciptakan utk membunuh waktu.

Hidup ini terlalu singkat untuk dikeluhkan, karena ada banyak hal menarik yg bisa qt amati dan qt gali di sekelilingnya. Kuncinya cuma satu, kita hrs punya kemauan mengeksplorasi. Eksplorasi apa saja utk menjawab keingintahuan kita. Memunculkan keingintahuan ini dari mana? Saya yakin jika setiap manusia dalam perjalanan hidupnya memiliki lebih dari satu preferensi atau kesukaan thdp sesuatu. Kuliner? Otomotif? Sport? Books? Fishing? Desain? Craft? Etc... Inilah yang bisa digali utk mengisi waktu luang.

Itu sebabnya agak aneh bagi saya ketika melihat seseorang merasa cukup dengan apa yang telah ia ketahui, merasa cukup dg aktivitasnya dan merasa cukup dg kekiniannya sehingga tdk ada upaya mencari kesibukkan atau sesuatu yg baru utk mengisi waktu luang. Maaf, dalam hal ini saya tdk ingin membahasnya dalam konteks agama (antara bersyukur dan tidak bersyukur). Jika masih bingung dg waktu luang, agaknya kamu perlu menciptakan hobi-hobi baru yg bisa membuat hidupmu lebih berkualitas atau bermakna dari rutinitasmu saat ini. Ada banyak hal yg bisa didalami. Awali dg yang murah meriah.

Time is valuable, and when it is gone, it is gone. Time is wealth, and unlike money, when it is gone, you cannot replace it ~ Napoleon Hill

Saturday, October 12, 2013

듣기

Dalam hening
aq memikirkanmu

Dekat
Namun terasa jauh

Ia yang jauh
terasa dekat

Sejengkal
Sehasta
Sedepa
Aq menitip ragu
dalam hening

사랑은 무엇입니까..
몰라이 느낌이 진짜 인 경우

Friday, October 11, 2013

Medio 2009

Kota ini selalu menyimpan kenangan
Kamu dan setiap sudut ruang itu
Berlatar menara petronas
Medio 2009

Jejak ilmu yg selalu muncul
di kala senja
Mengantar tawa renyah
Melalui baris kata dan wajah
Skype

Kita yg jauh terpisah
dan janji yg tertanggalkan
Apa kabarmu kini
dg bahasa yg kian berjarak

Aq masih mendengar
tangis penyesalanmu
di deretan kata
surat elektronik : email

Maaf jika aq pernah salah


- Kuala Lumpur -

No mention

Kedangkalan pikir seseorg sering trcermin dari respons yg cepat. Spontan. Ngawur. Gampang menghakimi. Nerocos. Intonasi tinggi. Tdk mau kalah. Plus tingkat ke-PD-an yg luar biasa.

Orang kategori ini biasanya baru memiliki ilmu yg sebesar biji sawi atau agak besar ya mentok sebiji jagung. Sebab saya percaya, mereka yg berilmu tinggi akan semakin berhati2 ketika berbicara dg siapapun. Takut salah. 

Krn pada dasarnya, org kategori yg kedua ini berpandangan bahwa setiap manusia itu unik. Tak pernah ada yg benar2 pandai atau benar2 bodoh. Sebab, sepanjang sejarah tak pernah ada manusia yang mampu menguasai segala bidang ilmu dg presisi.

Kita boleh saja merasa banyak tahu tentang satu ilmu, tapi akan lemah pada ilmu yang lain karena adanya faktor keterbatasan. Filosofi padi, semakin berisi semakin merunduk. I do believe. 

Apakah seseorg akan terlihat cerdas hanya dg sering merespons pertanyaan dg cepat? Apakah seseorg akan terlihat cerdas hanya karena ia "merasa" banyak tau? 
Apakah seseorg akan terlihat cerdas hanya krn ia merasa mampu menunjuk org lain di posisi sub-ordinat? 
Pahami siapa lawan bicaramu sebelum kamu berpendapat tentang dirinya yg paling mendasar.

#SIKAP

Friday, October 4, 2013

Renyah

Perkenalan singkat
Senyum yang manis
Bait kata yg berjarak
di ke-dulu-an waktu

Kini merapat
bersama jejak kata
Jauh di alam pikir
yang memecah hening

Renyah
Lucu
Lugu

Hei kamu yang unyu!

Dulu

Seperti ada yang hilang
Ketika jemari menggores barisan huruf

Di antara kata 
yang dulu sering dimainkan


Tak ada ratapan
Hanya sekilas lamunan 
Menggapai butiran masa lalu
Melayang-layang
Hinggap terkesiap

Hampir satu dasawarsa
Semua pernah ada
Mengiring perjalanan
menjadi bagian berarti

Ah, aku rindu..
Suasana hangat di sore hari 
Di sudut cafe
diantara secangkir kopi dan diskusi
yang melepas penat
bergulat keringat mencari rupiah

Berpacu diantara waktu
Hening merengkuh tombol2 
berjudul keyboard
Berlomba diantara naskah
dan gelak tawa yang riuh

Ah, Kami yang senasib
yang tak cuma menerima kebaikan kini 
Tapi juga cacat masa lalu
dan cacat kekinian
seorang kawan

Ah, Kami yang tidak sempurna
yang selalu bertelisik 
diantara janji rupiah
Kami yang bergumam sadar
Menolak ulah para tengkulak berita
yang hanya menghisap darah
namun tak sudi mengakui kami

Disitu kami pernah ada
dalam perjuangan kecil
yang membungkus satu fase 
bernama sejahtera

Kerjasama itu penting,
bukan mempekerjakan sesama
Pesan seorang kawan