Friday, September 5, 2014

Sore itu...

Sore itu entah mengapa saya ingin membeli rujak manis di kawasan penjual rujak manis Jl. Polisi Istimewa sepulang dari Sidoarjo. Ah ya, saya ingat punya langganan tetap. Sekalian silaturahmi sama bapak-ibu penjual rujak itu. Awal saya berlangganan pada org ini, si bapak itu baik banget sama pelanggannya. Sikapnya, kepasrahannya dalam mengais rizki, dan kebahagiaan2 kecil yg ia ciptakan bersama istrinya di tengah himpitan kota Surabaya, membuat saya tergugah. Mereka berasal dari Madiun, ngekos di daerah Kupang, anak mereka sudah pada menikah dan tdk tinggal serumah lagi.

Auranya saat berjualan terlihat ikhlas. Belum lagi ia selalu sholat tepat waktu. Hati saya trenyuh saat itu. Saya tahu ini krn saya sering beli di orang ini tanpa terlibat secara emosi. Hingga pd akhirnya ketika saya memiliki rejeki berupa goodie bag dari hasil liputan atau nasi kotak, saya selalu berikan padanya. Sedikit banyak akhirnya sering ngobrol. Lama setelah saya resign lebih dari setahun,ea tadi sore saya bersilaturahmi. Mereka kaget dan tersenyum berjalan ke arahku sambil menjabat tangan.

Ibu :     "Teng pundi mawon mbak, kok dangu mboten ketingal"
Saya : "Inggih buk, kulo sampun medal saking gawean sakniki sekolah"
Ibu :     "Oalah, bener pak," ujarnya berkata pada suaminya.
            "Tak rasani lo mbek pa'e, mbak sing biasae aweh-aweh kae opo pindah gawean yo pak"
Saya : "Jarang lewat mriki sakniki kulo, ngapunten"

Lalu saya membeli rujak manis dan kerupuk yg harganya semua Rp 12.000
Si bapak sambil mengupas buah, memberi rujak dalam porsi jumbo.
Tiba2 mereka menolak dibayar saat membungkus rujak itu.

Bapak : "Sampun mboten usah mbak, dibeto mawon"
Saya : "Loh pak, ampun ngoten to. Niki mpun niat kulo bayar kok. Kersane niki mboten usah jujul"

Setelah tarik menarik uang Rp 15.000, akhirnya saya ngotot tetap membayar dan mereka akhirnya tersenyum lagi.

"Matur nuwun mbak. Atos-atos nggih. Diparingi rejeki sing kathah," kata si bapak-ibu tersebut melambaikan tangan. "Monggo buk, pak."
Bahagia itu sederhana. Ketika qt melihat orang lain bahagia karena kita, ketika kita mendapat doa yang tulus dari orang lain.

Thursday, September 4, 2014

Keep on moving

Perjalanan hidup sering mengacaukan kita saat hendak mencapai sebuah tujuan besar. Ada banyak hal kita temui di tengah jalan, yang kita sangka itu juga menjadi tujuan penting kita lainnya. Lantas kita lupa apa tujuan yang sebenarnya. Hal yang kita sangka masalah besar, seringkali bahkan tidak penting terlintas dalam pikiran. Jika itu tak sebanding dengan tujuan besar yang kau korbankan, tinggalkan. Abaikan mereka yang tak lagi sejalan denganmu tanpa kau harus membenci. Apakah untuk menggapai mimpi, kita masih perlu persetujuan orang lain? Maka teruslah bergerak maju. Berjuanglah sendiri dan jangan menyerah...

Tuesday, September 2, 2014

Takdir yang sempurna

Wahai zat pembolak-hati, teguhkanlah jalan yg kupilih
Jagalah prasangka ini
Tunjukkan kami yg hitam agar terlihat hitam, yg putih terlihat putih
Jauhkan kami dari serigala berbulu domba
yg membalas ketulusan dg menghujam belati
yg tersenyum sambil menghunus pedang
Sesungguhnya, kami hanya ingin menjadi orang baik dg cara kami
Ketika tak ada lagi yg bisa kami harapkan
selain takdirMu yg sempurna