Tuesday, May 21, 2013

Mr Nuh

Again, I got a message from the expert staff education minister Mr Kemi who told that the minister will come to our city this weekend. He invites us to join him at the open discussion. I had once known him for 15 months years ago while he was a rector. But I didn't meet him anymore for about 6 years. What can I say about him, he was smart, humble, down to earth, never missed pray and always remember his petty-official name as well.

Dia juga sangat membuka diri terhadap mahasiswa yg ingin bertemu langsung dengannya. Beda dg rektor Unair yg seperti menara gading. Meskipun saya almamaternya namun selama menjadi mahasiswa belum pernah sekalipun bisa masuk ke ruang kerja rektor dg mudah.

A simple thing I always remember from Nuh, when he returned to Indo from Paris. Brought us the yummy cookies ever hehehe... "Maaf, ini agak remuk karena masuk bagasi. Saya cuma sempat beli sedikit oleh-oleh seperti ini." Saya sempat GR akan dibawakan oleh2 parfum seperti Pak Hidayat Syah sepulangnya dari Jepang. Waktu itu saya kaget krn harga parfum Aigner Too Feminine yg warna pink setelah saya cek di Sogo utk ukuran 100 ml Rp 1 juta. Belum pernah saya beli parfum semahal itu. Paling mentok saya beli ya parfum-nya Body Shop. Memang ndeso! Paris kan the city of mode, seandainya GR dikasi parfum lagi ya masih make sense.

That's why I was feel surprised when he was entangled in allegation of possible corruption during the tender process of the national exam printing. Was it possible for him to "do" corruption? I am not a sympathizer of him, but it's hard to believe that he really did. Or it could be induced because he was too trusting in people, think lightly.

Meningkatnya anggaran pendidikan tahun ini yang digadang-gadang sebesar 6,7 persen dari tahun lalu bukan sesuatu yang mengejutkan. Meski belum mendapat pengesahan dari DPRRI, namun hampir pasti jika setiap tahun sektor pendidikan menyedot anggaran terbesar dibandingkan sektor lain, sayangnya peningkatan tsb tdk dibarengi dg peningkatan kualitas. Tahun 2011 anggaran pendidikan sebesar Rp 266,9 triliun dan 2012 meningkat menjadi Rp 310,8 triliun. SBY dalam RAPBN mengalokasikan Rp 331,8 triliun atau naik 6,7 persen. Saya tak hendak hendak menyalahkan menteri atau pemimpin negara, krn pendidikan mjd tanggungjawab semua stakeholder. Kalau hanya mencari siapa yg salah, saya rasa semua orang bisa melakukannya. Tapi persoalannya, kita harus punya komitmen mengurai permasalahan dan mencari solusi apa yang tepat? Jangan lupa juga, semakin besar anggaran, semakin besar potensi corrupt.

No comments: