Tuesday, December 2, 2008

di penantian cemara

hutan cemara tak lagi rindang
daunnya rapuh menguning
batangnya terhuyung angin
lingkar kambiumnya mengecil
tak lagi ingin menatap hidup

kepak dahannya terusik
diantara 1000 tangan
yg tak menginginkannya lagi
diantara cercah yg pernah berlabuh harap
hutan cemara meradang

simbol keabadian itu sirna
air matanya mengalir
menetes di dahan yg rapuh
meninggalkan sangkar duka