Friday, August 24, 2007

1000 Lelembut

di sepertiga malam
engkau serta mengetuk
terhenyak
di genggam ketakutan

mengucur deras
di 1000 amarah
mengoyak keteguhan
menuju jalan Illahi

aku ingin melupakanmu
di sisi mana
engkau ingin aku berpaling

di sisi terburuk
engkau selalu menampak
di ujung ketakutan
engkau menyeringai

aku akan (tetap) sanggup
di keteguhan ini
di perisai yang tersusun
menjulang doa
aku berjalan di 1000 lelembut…

Menyerta Nirwana

Bocah-bocah tertawa renyah
Saling bercanda
Saling tak tahu makna

Hanya sorot mata lugu
Bersandar menepi
Menggapai sanubari
Melabuh tepat di ujung nafas
Aku terhenti!

Malaikat kecilku
Serupa rona senja
Engkau berdiri di atas duka
Mengais kesendirian
yang belum kau maknai
Aku terhenti!

Kutitip air mata
Bersama hati yang tersayat
Selaras nirwana
engkau kuharap menyerta…

August, Cipayung Orphanage

de Javu de Nueve

Sembilan pilar
Menyangga penjuru kota
Datang atas nama kejutan

Empat tahun silam
Aku merajuk
Bergelut canda
di tiap sudut kota
di lelap itu
yang menancap di ujung pena

Empat tahun ini
Aku menjejak kaki
Di atas tanah sembilan pilar
Bukan di lelap yang lain

Di batas kesadaran
Aku teriak
Lelapku tak hadir
Tepat di pelupuk
Ujung penaku tak menari-nari
Karena aku ada
Karena aku benar datang

di Sembilan pilar itu!

una memoria en sampang

satu diantara seribu keindahan
terbentang di terik mentari
tepat di dua pasang mata
yang merengkuh hati
yang tak terucap
tergulir hanya berbasi
sesaat…

satu keindahan itu menghilang
diantara lain yang saling menyesal
mencari pasang keindahan
yang pernah saling tertambat
di satu sudut terik & keramaian
dia ada
meninggalkan jejak
di relung hati

nunca me olvidaría de usted…
usted inmóvil en mi corazón…
donde esté usted sabe... querido!

DOMINGO, de AGOSTO el 12 de 2007

Tuesday, August 14, 2007

Palabras Sabias!

Masa depan seseorang terpancar dari kekuatan mata dan derasnya air mata... (Original text THE PROMISE)

Bagaimana orang menjemput ajal berbanding lurus dengan bagaimana ia menjalani hidup... (Original text THE LAST SAMURAI)

Tepat di Sisi (ku)

Sebuah ketetapan Illahi
yang melengkapi sepasang hati
Membuka tabir kesunyian
yang sempat terkira abadi

Ketetapan yang berbisik
Aku tak perlu sampai
di siklus cemara

Hanya aku…
berdiri di kebutaan hati

Ketetapan yang hadir
tepat di bilik hati
Menjawab setiap mimpi
di sisi yang tertunda

Sebuah ketetapan Illahi
yang merangkul jiwa
diantara sujud yang memberkas cahay

Sampaikan di sisa umur ini
Aku ingin merangkulnya
Menggenggam doa
yang tulus dari hati
Meretas di jalan Illahi
yang tak lagi terselimuti

Jikalau (memang) harus menyertaku!

Thursday, August 9, 2007

menimbang harga terima kasih. xie xie!

bocah itu menatap lugu
polos
tak berseri
sarat masalah

ia berlari
blingsatan
memikul beban

ia lapar rupiah
mengais tanpa air mata

tangannya sigap menghitung
setiap lembar rupiah
yang mengalir
ke tangannya
yang bertukar
dengan tiap eksemplar koran
dalam genggamannya

ia lupa
pada seseorang
yang ikhlas meminta bebannya
ia takut beban itu kan kembali
maka ia berlari
di kerumunan siang

ah, begitu mahal
harga sebuah terima kasih
ketika memberi
hanya dihargai kewajiban