Thursday, June 27, 2013

Krisis Identitas

Mengapa seseorang yg berdarah campuran Indonesia dg asing, jika berada di negeri orang malu mengakui darah Indonesianya. Atau, org pribumi Indo yg lama tinggal di negeri orang, sering tidak mau mengakui darah Indonesianya. Tanya kenapa! Tak hanya Cinta Laura yang lebih memilih diakui sebagai orang Jerman ketimbang Indonesia, beberapa orang yang saya temui di beberapa perjalanan di luar Indonesia juga menunjukkan sikap yang sama.

Speak English-nya nerocos, tapi kulitnya orang Melayu. Saya tanya lebih lanjut usut punya usut akhirnya dia mengaku bahwa salah satu orangtuanya asli orang Indonesia. "Where are you from?" "I'm Singaporean," kata seorang wanita yang sekamar dg saya di Seoul. Singaporean berlogat Melayu dan berkulit Melayu. "How many years do u live in Singapore?" "About 10 years." "Oh, I'm from Indonesia." "Indonesia? I like nasi goreng and sate." "Really? How do you know that foods?" "Actually my dad from PurwokertoCentral Java." "You've been to your dad's city?" "Of course. I lived many years in Purwokerto." Ngggg... Ok, i c... (semoga dia tidak membaca blog saya ini, xixixixi)

Kejadian lain ketika di Kuala Lumpur. Seorang wanita asal Tulungagung yang menikah dengan orang Malaysia dan telah bermukim selama 4 tahun. Bahasa Melayu-nya fasih, English-nya no! Setelah terlibat obrolan agak lama, terlihat bahwa ia bangga hidup di Malaysia, ujung2nya mengaku "I'm Malaysian," she said. Anehnya, ketika ia mendengar saya dan teman saya berbahasa Jawa ia fasih menjawab dengan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. "You also learn bahasa Indonesia and Javanese?" "Aku iki aslie Jowo mbak, tapi yo gae opo ngomong Jowo nang kene percuma gak onok sing ngerti." Lhoalaaaa mbakyu.. mbakyu.. Gitu bilangnya I'm Malaysian. Ya, ngomong kek dari tadi!

Kejadian lebih lucu malah di Masjidil Haram. Seorang tukang sapu pelataran masjid yang terlihat berkulit Melayu pernah saya tanya sebelum saya memberinya tips beberapa real. "Indonesia or Malaysia?" tanyaku. Eh, dia malah balik tanya. "Are you Indonesian?" "Yes" Lalu dia menjawab, "Saya Indonesia." Ketika sampai pada tukang sapu lainnya, pertanyaan saya juga dibalik dengan pertanyaan yang sama. Aneh. Apakah para TKW yg saya duga kebanyakan orang Indonesia itu takut untuk tidak jadi diberi jika mereka dari Indonesia dan si pemberi dari Malaysia? Maka mereka memastikan terlebih dulu, kalau si pemberi adalah Malaysian sebaiknya dia mengaku Malaysian? Apa begitu? Benar-benar krisis identitas.

No comments: