Wednesday, June 19, 2013

I call it fate : Russia and Korea ~ Россией и Кореей

Saya tidak begitu paham jika Rusia dan Korea ternyata memiliki sejarah yang sangat dekat, hingga saya datang ke Seoul. There are many Russian here. Yes, Russian and also Uni Eurasian like Kazakhstan, Tajikistan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Turmenistan, Ukraine, etc. Itu sebabnya saya bengong ketika berjalan2 di kawasan Itaewon tiba2 melihat papan yang besar sekali bertulis RIO - Russian Club. Dalam benak saya, tentu club alias pub itu bukan sembarang club. Bagi org asing seperti saya, mengapa orang Rusia demikian pede mendirikan bisnis ini dg menuliskan papan identitasnya yang segede gaban di Seoul. Mengapa bukan Brazilian Club atau Mexican Club atau London Club atau daerah lain secara random. Why Russian? That's all I ask at that time. See the board's pub here

Maybe I can call it fate, because months ago before I go to Seoul I learned a lot about cyrillic (Russian alphabet) and hangul (Korean alphabet) ~ the only foreign language I've learn beside English. Why cyrillic? Because I have friends from Russia, they can speak English but would prefer Russian. But sadly they didn't tell me about their close history with Korean at all. Why hangul? Because I'm interested with K-Drama and K-Pop, and of course I think hangul is sexier and easier than hiragana/katakana/kanji (Japanese alphabet) or even Chinese guo yi or sinogram. Yet I didn't know about their (Russia-Korea) close history.

Back again about Russia-Korea, a freelance journalist from Rusia who lived in Seoul, Lidia Okorokova said that the closeness of Rusia to Korea is not something new. Meski populasi mereka kecil, namun gelombang migrasi orang Rusia ke negeri ginseng ini tak bisa dibendung. Moyang mereka (suku Tatar dan Pole, Rusia) banyak yang bermigrasi ke Korea melalui Korea Utara, demikian sebaliknya suku Koryo Korea juga ramai2 bermigrasi ke Rusia di pengujung abad 19. Rusia dan Korea hanya terpisah gunung dan sungai kecil bernama Tumen dan batasnya ditandai oleh Danau Khasan di wilayah perbatasan Korea Utara, tepatnya membelah provinsi Yanggang dan Hamgyong Utara.

Saat ini, daerah di Seoul yang banyak dihuni oleh org Rusia dan Uni Eurasia adalah distrik Jung (Jung-gu) atau istilahnya kecamatan Jung. Ada banyak restoran Rusia dan perkantoran orang Rusia disini. Tapi, letak Rio Russian Club yg tadi saya sebut berada di distrik Yongsan ~ dimana di dalamnya berdiri sebuah kawasan komersial bernama Itaewon. Uniknya, di kawasan Itaewon ini (tak jauh dari Russian Club) berdiri sebuah masjid terbesar Seoul yg kesohor dg nama Masjid Itaewon. Disinilah juga berdiri sebuah perkampungan org Timur Tengah. Mereka tak hanya mendirikan masjid, tapi membuka toko, restoran dan bisnis lainnya. Jika di kawasan Jung dijuluki "The Little Russia" maka di Itaewon dijuluki "The Little Arabic". Saya sendiri tinggalnya agak jauh, di kawasan Mapo-gu atau kecamatan Mapo.

Saya jadi semakin mengerti mengapa beberapa orang Korea yang saya kenal memilih daerah Rusia dan Uni Eurasia sbg tempat pertukaran pelajar, study ttg apapun hingga berwisata biasa. Banyak juga mahasiswa Rusia/Uni Eurasia yg belajar di Seoul. Seorang penginjil asli Korea mengaku pada saya bahwa ia baru saja pulang studi keinjilan di Kyrgyzstan selama beberapa minggu. Kyrgyzstan? Daerah kecil, minus, dikepung perbukitan dan pegunungan? Apa yang dicari disana? Okelah, penyebaran agama biasanya memang di pelosok2, tapi apa alasan memilih tempat itu? Tak sedikit pula bule Rusia/Uni Eurasia yg menikah dg org Korea. Hasilnya, anak2 mereka bisa di-leverage jadi  artis, hehehe.. Sebelumnya jika saya heran mengapa ada banyak keterkaitan antara Rusia dan Korea yang secara faktual ras mereka sama sekali berbeda, now I've got the answer.

No comments: