Friday, July 31, 2015

Guru

Tentang kesabaran. Saya belajar banyak dari salah seorang pimpinan saya di kantor. Orang bilang, get older get wiser. Idealnya memang begitu meski kenyataannya tak setiap orang yang beranjak usia bisa bersikap wise.

Namun, pimpinan saya ini mengajari saya banyak hal secara tidak langsung. Dia merupakan golongan get older get wiser. Saya ingin senantiasa berusaha menjadi seperti dia dalam menghadapi persoalan. Tak pernah marah dg arogan, berusaha berpikir positif, sabar, dan memiliki loyalitas yg tinggi.

Meski kadang saya menemukan dia beropini tentang orang lain dan sulit menyimpan rahasia, namun ujung-ujungnya dia mengajak saya berpikir positif dan berupaya menyelesaikan persoalan dg damai.

Sejauh yang saya kenal selama bertahun-tahun, ketika berkonflik dg siapapun dia tak pernah menunjukkan kemarahan dg cara yang mengerikan. Bagi saya, karakter seseorang yg sebenarnya akan terlihat dari bagaimana ia meluapkan amarah.

Pernah suatu ketika dia nekat melakukan teror terhadap seorang pejabat resek yang menjadikan perusahaan kami sebagai "ATM berjalan." Perusahaan kami dibully mati2an di media massa, sehingga publik mjd teropini bahwa perusahaan kami melakukan sesuatu yang ilegal. Sungguh ini sebuah kesalahpahaman yg banyak orang tidak mengetahuinya secara detil. Tapi penghakiman jauh lebih mudah hanya karena org mengetahui segelintir permasalahan.

Lalu pimpinan saya itu, di hadapan saya dia menggunakan nomor lain untuk menelpon si pejabat tsb. Jujur saya kaget. Meskipun dia pernah bercerita bahwa dia dulu adalah aktivis GMNI di kampus, tapi tdk pernah menyangka dia sanggup "melucu" di hadapan saya. Kami pun tertawa bersama usai dia menelpon si pejabat itu. Bagi saya, itu bentuk loyalitas lain terhadap perusahaan.

Dia selalu bilang, hadapi persoalan dg kepala dan tangan yang dingin. Meskipun beradu argumen, tak perlu meningkatkan intonasi apalagi main fisik. Hidup ini, kata dia, sudah cukup pait. Jangan terlena, apalagi selalu menoleh ke belakang. Lakukan saja dg baik apa yg sudah menjadi tugas dan tanggungjawabmu.

Siapapun bisa menjadi guru dalam sekolah kehidupan ini. Sebaik dan seburuk apapun yg dia lakukan, selalu ada pelajaran yang bisa kita petik. Manusia tak punya hak melakukan penghakiman.

No comments: