Friday, September 1, 2017

Sederet Tentang Dia

Dia yang baru kukenal di pengujung tahun 2016
Dia yang ramah menyapa dan bertanya
Dia yang duduk bersebelahan dgku
Dia yang punya banyak cerita
tentang sejarah perusahaan
di mana kami bekerja
Dia yang punya banyak cerita
tentang org2 di dalam perusahaan
di mana kami bekerja
Dia yang selalu mengabarkan tentang dunia
Dia yang aq dpt cerita tentangnya dari yg lain
Dia yang didepak dari jabatan prestisnya
Dia yang merupakan teman mantan pimpinan saya
Dia yang sabar menerima keputusan
Dia yang menikmati hidup
ketika banyak orang mencibir kinerjanya
Dia yang mengalah dari ego
Dia yang selalu bertanya padaku,
hidup ini apa yang sejatinya kamu cari
hidup ini tinggal menunggu waktu tentang kebenaran
Dia yang telah melintas setengah abad
Dia yang bijak pada usianya
Tiba-tiba pergi tanpa kata
karena heart attack
di Hari Jumat nan mulia,
25 Agustus 2017 pk 06.30 WIB

Selamat jalan bapak..
Semoga engkau tenang di sisi-Nya..

Darimu, saya belajar sebuah hal besar. EGO
Hidup selalu dihadapkan pada pilihan.
Diam pun adalah pilihan. Bergerak mundur juga pilihan.
Seperti ceritamu tentang seorang kawan satu angkatanmu.
Disingkirkan dari jabatan prestis memilih mundur
lalu berwirausaha. Membawa dendam dan sakit hati.
Kamu berpesan padanya, kenapa tidak dijalani saja dulu
Hidup ini sejatinya mau cari apa? Itu katamu pdnya.
Tp kawanmu tetap pergi dan kini sukses dg usahanya.

Menjadi lebih baik memang harus melalui sederet rintangan.
Jgn lupa, konflik dibuat krn Tuhan ingin menguji dan kdg
di dalamnya Tuhan berkehendak mengangkat derajat manusia.

Jangan takut mengambil keputusan.
Hidup ini apa yg sejatinya kamu cari?
Saya ingin mencari damai dg cara saya, pak.

No comments: