Tuesday, July 1, 2008

Lets Bike (only) in Holiday

Jalan-jalan di kota Surabaya (di kota lain di Indonesia pd umumnya) belum ramah thdp pengayuh sepeda pancal. Klakson kiri kanan, salip ngebut kiri kanan. Bikin grogi pengayuh sepeda pancal. Ini karena kecepatan tempuh tak pernah bisa sama.

Suatu siang, bapak-bapak tua berjajar di perempatan lampu merah. Ketika lampu mulai hijau terjadilah saling serobot pengemudi motor hingga si bapak oleng. Durhaka betul anak-anak muda itu. Jadi teringat bapakku yg dulu gemar ngonthel di awal masa pensiun.

Kampanye Presiden Bambang soal car feer day boleh juga. Pun si Wali Kota Bambang soal bike to work juga oke. Sayang kampanye sekadar kampanye. Hanya segelintir pejabat percontohan yg mampu menjalankannya. Pejabat yg saat itu disorot media.

Bagi lazimnya warga kota ini, bersepeda pancal utk sehari-hari belum populer. Apalagi untuk bekerja. Di kalangan dosen ITS, dimana permukiman mereka jadi satu kompleks dg gedung perkuliahan, maka bike to work oke saja!

Tapi bisa dibayangkan kalau wartawan bike 2work. Butuh berapa lama utk liputan dr satu tempat ke tempat lain. Luas Surabaya tak lebih dari 340 km persegi. Waktu peliputan efektif tak lebih dari 8 jam per hari. Ketika si wartawan berada di ujung paling timur, terjadi kebakaran di ujung paling barat. Setibanya di TKP dg sepeda pancal, api akan sudah padam.

Hmm...sepeda pancal rupanya hanya ramah terhadap profesi tertentu dimana tingkat mobilitas mereka rendah.

No comments: