Thursday, May 22, 2008

Menelusuri Jejak Surga (ku) & Surga (mu)

"Profesi apa yg lebih dulu masuk surga?"
jawabnya : wartawan
Pd saat merasakan panas neraka si wartawan akan buru-buru keluar dan mengatakan "aku cuma liputan di dalam!" Maka masuklah ia ke surga.
Friends, that was only joke...

Seandainya Tuhan kasih saya kesempatan hidup dua kali, yakin aku membingkai kisah perjalanan kematian. Sebuah buku.

Entahlah... Satu hal ini selalu menelisik batin. Kematian mengejar waktu ini. Detik demi detik seolah mengetuk-ketuk pintu hembusan nafas. Lonceng kematian itu lekat di ubun-ubun. Baru sekejap senyum itu lembut menyapa, sekejap pula ia terbang ke awan. Secepat Tuhan memetik ruh dari raganya.

Bagaimana ia menjelaskan sakitnya tubuh yg menyerpih, dihimpit roda-roda raksasa. Terbentur kepala di bebatuan. Tinggi tak terkira.

Adakah dzikir menyertai kepergian itu. Adakah doa terlantun di dekat ajal pertamanya. Adakah dahulu ia mengerti bagaimana maut kan menyapanya. Adakah ia mempersiapkan diri pada maut yg datang serampangan. Mungkinkah surga-neraka benar ada jika kematian hanya satu yg pasti.

Sanggupkah berbisik kepastian pada keping nafas keraguan itu...

No comments: