Tuesday, November 29, 2011

BB Bellagio (블랙베리 벨라지오)

Launching BlackBerry Bellagio (블랙베리 벨라지오) atau Onyx III alias Bellagio di Sby tadi tak seheboh Jkt. Menanti2 adakah yg pingsan, desak2an, patah tulang, trnyata aman2 saja.

Kondisi ini sudah bisa diprediksi krn secara harga sdh normal Rp 4,599 juta. Bos smpt bingung, kok bisa beda di Jkt berani kasi diskon separo harga, di Sby ngga berani? Apa sengaja antisipasi huru-hara spt di Jkt? Bukan.

Di Jkt kan RIM-nya sndiri yg pangkas harga? Klo di Sby kan distributor+operator yg adain promo? Dpt marjin keuntungan dari mana klo sama2 pangkas harga?

Msh untung operator kasi gratisan BIS (BlackBerry Internet Service) selama 3 bl bagi 150 pembeli pertama yg pake CC (credit card) sbuah bank berlogo warna merah dg cicilan 6-12 bln bunga 0%.

Dikit amat 150 org saja. Itu sesuai budget operator. Bunga 0% itu krn pembeli dapat subsidi dr operator. "Sebetulnya ngga ada itung2an bunga nol persen dlm kredit konsumsi perbankan. Business is business. Bunga tetep brlaku normal, misalnya cicilan 12 bl kena 13% efektif per debitur, maka operator lah yg nanggung 13% itu dikalikan 150 debitur," jelas Head of Consumer Loan salah satu bank BUMN di Jatim.

Jd selain operator hrs menanggung BIS Rp 99.000 x 3 bulan x 150 org = Rp 44,55 juta, operator jg menanggung beban bunga kredit bank yg sharusnya dibebankan ke konsumen. Tapi, pilihan beban bunga ini bisa juga ditanggung 50:50 dg pihak distributor BB tsb. Lalu, operator dapat keuntungan darimana? Subsidi silang. Bisa dari paket lainnya baik data, voice, maupun SMS.

Apa sih istimewaan BB Bellagio klo bkn latah. Launching BB masih saja diikuti antrean layaknya ngantre iPhone.

Jangan salah, banyakan mereka bukan end-user tp calo dan pemilik toko yg tentu bakal melempar kmbali brg itu ke pasar. Buktinya? Salah satu pemilik dealer ponsel BB ngaku ngirim 25 anak buahnya antre. Itu baru 1 yg ketauan, nah yg ngga?

Opportunity Rp 2,3 jt di depan mata (sewaktu ada diskon 50% Bellagio di Jakarta). Make sense aja rela antre dpt durian runtuh. Jutaan pula. RIM bnr2 gila ya klo cari sensasi. Btw emang beneran laku 1000 unit? Ngga mungkin banget! Wong blm kelar acara sdh di-close ama aparat.

Jd intinya, aq gk trlalu spakat klo itu dinamakan budaya massive luxury. Byk OKB brmunculan demi BB? Yg ada ya banyak tangan2 dealer/distributor ato apalah namanya, yg jelas end-user ngga bisa 100% dijadikan kambing hitam budaya konsumtif seperti ini.

No comments: