(mengutip sajak kawan) *lagi
semalam kita hanya sempat mendendangkan lagu
supaya dunia tak curiga bahwa kita sedang ragu
pada ruang, pada waktu, di masa yang melaju
pagi ini kita terbangun merapikan piyama rindu
tapi tetap membisu menatap sinar yang sendu
lalu menampungnya di mata yang penuh jejak tisu
kita lantas bergegas pergi dari rumah ringkih
yang baru saja akan kita benahi dan niati
sebagai peraduan aku dan kau mendekap mimpi
tanpa menoleh, juga ucap selamat tinggal
kita lewati rumah yang masih tergenang hujan
tapi kita tak juga lekas sadar
: di ujung jalan, lengkung warna seperti tak terkejar
--Eri Irawan--
No comments:
Post a Comment