Mungkin, ini akhir dari zona nyaman yang belum dipersiapkan sebagian besar kawan2 Sindo. Saya sedikit bercerita pada seorang kawan melalui pesan singkat, bahwa kondisi ini pernah saya alami. Perusahaan media tempat saya bekerja magang memang tdk pailit. Tapi hidup segan mati tak hendak. Bisnis koran cetak tend to decline. Karir saya stag. Suasana kerja membosankan. Duit dan gengsi memang bergelimang, tapi saya tak lagi menemukan secuil nafas bernama tantangan. Pimpinan terlalu mendikte. Mengintervensi jam bebas yang bernama cuti. Bahkan ketika weekend harap lapor seperti pada Pak RT.
Inikah suasana kerja yang sehat? Saya terus bertanya mau ke mana hidup saya jika terus seperti itu. Hingga suatu saat saya benar2 hengkang setelah resmi berpamitan. Lega. Saya pun cari hiburan dengan berkeliling Korea. Pulang ke Tanah Air mengambil kursus kuliner, lalu melanjutkan S2.
Beberapa teman menawari kerja dan sempat mencobanya namun pada akhirnya yang berjodoh adalah di tempat yang tidak pernah saya duga sebelumnya.
Jangan patah semangat kawan! Dunia ini masih berputar. Kalian tak akan selamanya memikul derita. Segeralah bangkit dari mimpi yang bernama zona nyaman. Buang jauh jubah elite bernama wartawan. Banyak profesi lain menanti dengan segudang ilmu yang telah kalian miliki.
No comments:
Post a Comment