sepasang mata yang tajam menatap
…dari balik bingkai lukisan
di pintu terluar kamar ini
wanita bersanggul dg rambut agak memutih
berparas jawa-belanda
kecewa dan amarah membuncah di garis wajahnya
… belum sempat terungkap
garis tangan keriput nan kokoh
seakan hendak datang mencabik
merebut kembali istana miliknya
di balik cermin ia meraung
bulir air mata bening yg terperangkap kaca
aneh! semalam kemarin tak kulihat hadirnya
“aku ingin hadir kembali!”
merebah di sudut kamar yg kini kutempati
aku tercenung bergeming
hamparan kain putih “miliknya”
…masih setia bersama ragaku
menghangatkan malam2ku
dan jiwaku berlari menghampiri
galian sebujur manusia
tepat di bawah tanah kamar ini
“aku membeku disana”
“tolong aku di 100 tahun ini”
“gapai aku bersamamu…”
dalam sadar di jelang pagi itu…
helai rambut tersisa tepat di samping tidurku
tebal sepanjang dua meter
di atas kain putih yg merengkuh tubuh ini
aku terjingkat!
berlari kubersuci
tepat ketika kokok ayam memanggil
tak sedetik aku kan beranjak
bukan padamu...
namun pada tuhan yg memanggil namaku!
No comments:
Post a Comment