hutan cemara tak lagi rindang
daunnya rapuh menguning
batangnya terhuyung angin
lingkar kambiumnya mengecil
tak lagi ingin menatap hidup
kepak dahannya terusik
diantara 1000 tangan
yg tak menginginkannya lagi
diantara cercah yg pernah berlabuh harap
hutan cemara meradang
simbol keabadian itu sirna
air matanya mengalir
menetes di dahan yg rapuh
meninggalkan sangkar duka